Studi: Ubah Bakteri Alami, Vape Picu Infeksi dan Peradangan Mulut

Selasa, 03 Maret 2020 - 06:06 WIB
Studi: Ubah Bakteri...
Studi: Ubah Bakteri Alami, Vape Picu Infeksi dan Peradangan Mulut
A A A
NEW YORK - Penelitian terbaru melaporkan bahwa vape atau rokok elektrik dapat mengubah bakteri alami yang ditemukan di mulut, sehingga menyebabkan lebih rentan terhadap infeksi dan peradangan mulut. Para peneliti mengatakan, penelitian ini adalah yang pertama menunjukkan bahwa vaping dapat mengubah keseimbangan alami bakteri menguntungkan (microbiome) di mulut dan menambah daftar efek kesehatan potensial yang terkait dengan penggunaan vape.

"Sel yang terpapar rokok elektrik lebih rentan terhadap infeksi," kata penulis senior studi itu, Deepak Saxena seperti dilansir MebMD.

Saxena mengatakan bahwa rokok elektrik juga menyebabkan peningkatan peradangan yang membahayakan kesehatan mulut. Sekali seseorang mengalami peradangan, berisiko mengembangkan bercak putih di mulut yang disebut leukoplakia yang terkadang berkembang menjadi kanker. Namun, Saxena mengungkapkan, penelitian ini tidak memiliki bukti jangka panjang yang cukup untuk menunjukkan apakah perubahan ini dapat menyebabkan kanker mulut di masa depan.

"Penelitian kami hanyalah satu bagian dari teka-teki besar tentang rokok elektrik ini, dan saya akan menyarankan orang untuk tidak menggunakannya. Jika Anda belum memulai, jangan mulai. Nikotin sangat membuat ketagihan," ungkap Saxena.

Orang yang merokok tembakau tradisional diketahui memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit gusi dan infeksi mulut. Tembakau menyebabkan perubahan dalam lingkungan mulut yang biasa, yang meredam respons sistem kekebalan tubuh dan membiarkan bakteri jahat berkembang. Rokok elektrik dianggap kurang berbahaya, tetapi belum ada banyak penelitian, terutama studi jangka panjang pada perangkat baru ini.

Untuk studi baru, tim peneliti merekrut 119 peserta, termasuk jumlah yang kira-kira sama dari orang yang tidak merokok atau vape, orang yang merokok, dan mereka yang hanya menggunakan rokok elektrik. Para peneliti melakukan ujian lisan dan mengumpulkan sampel air liur untuk menguji bakteri yang hidup di mulut partisipan. Hasilnya, hampir tiga perempat perokok tembakau menunjukkan tanda-tanda penyakit gusi atau infeksi.

Sedangkan 43% pengguna rokok elektrik juga menunjukkan tanda-tanda masalah ini. Hanya 28% dari yang bukan perokok memiliki tanda-tanda penyakit gusi atau infeksi. Ketika peneliti menguji bakteri, para peneliti menemukan berbagai jenis bakteri dominan dalam tiga kelompok. "Kami menemukan ada perubahan dalam microbiome dari pengguna rokok elektrik, membuatnya lebih dekat dengan perokok biasa," papar Saxena.

Rekan penulis, Xin Li, seorang profesor di NYU College of Dentistry, mencatat bahwa para peneliti tidak dapat mengatakan apakah rokok elektrik lebih berbahaya bagi kesehatan mulut daripada rokok tembakau tradisional. "Kami melihat kecenderungan yang mirip dengan peradangan dan periodontitis (infeksi gusi yang serius), tetapi saya tidak berpikir kita bisa menarik kesimpulan tentang apakah rokok elektrik lebih berbahaya," ujar Xin Li.

Apabila Anda menggunakan vape dan khawatir tentang kemungkinan perubahan ini, Saxena menyarankan agar lebih berhati-hati dengan kesehatan mulut dan mungkin lebih sering mengunjungi dokter gigi.

Li menambahkan, probiotik dapat membantu mengembalikan microbiome di mulut. Di sisi lain, jika menggunakan rokok elektrik untuk membantu berhenti merokok tembakau tradisional, cobalah menggunakannya untuk waktu sesingkat mungkin. Rencanakan bagaimana Anda akan mengurangi dan pastikan tidak menggunakannya tanpa batas.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1015 seconds (0.1#10.140)